Didukung oleh para ahli dibidangnya, kami sanggup dan mampu memberi arahan dan bimbingan manajemen pengelolaan Sumber Daya Manusia dibidang pertanian, Sistem Manajemen pengelolaan keuangan, Membuat promgam unggulan dibidang pertanian terutama dalam melakukan dipersivikasi usaha tani, membuat pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia pertanian.

Visi Kami
Terciptanya iklim usaha tani sebagai suatu bisnis yang dapat diandalkan

Jumat, 09 Maret 2012

BUDAYA ORGANISASI DAN IMPLEMENTASINYA
1. Arti Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.

• Arti Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen

• Arti Kata Organisasi Secara Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama.

• Arti Kata Organisasi Secara Terminologis
Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.


• Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1998: 572) menyatakan :
… organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations. This system of shared meaning is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value. Lebih lanjut Robbins yang diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479) mengemukakan bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.

• Kreitner dan Kinicki (Moeljono, 2005: 12) mendefinisikan bahwa : “Budaya organisasi adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.

2. Pengertian Budaya Organisasi Kuat
Menurut S.P Robbin (1997) budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi.

Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Budaya Organisasi 
(1). Kebersamaan 
(2). Intensitas

Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat/Lemah
A. Ciri-Ciri Budaya Kuat :
  1. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
  2. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
  3. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
  4. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan
  5. Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
  6. Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.
Stephen. P. robbins mengemukakan ciri-ciri budaya kuat:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah menurut Deal dan Kennedy
  1. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
  2. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
  3. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Langkah-Langkah Kegiatan UntukMemperkuat Budaya Organisasi
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol

Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi
Unsur-unsur yang merupakan ciri khas budaya kuat:
1. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan
2. Penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan
3. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti

Implementasi Budaya Organisasi Kuat
  1. Perusahaan Tandem ComputerPerusahaan ini didirikan atas seperangkat keyakinan dan praktik manajemen yang tertata baik. Prestasi-prestasi yang konsisten dengan budaya diumumkan secara teratur pada papan buletin sebagai suatu kehebatan dan upacara-upacara seperti minum dan makan bersama pada tiap akhir pekan.
  2. Perusahaan Northwesthern Mutual. Mengadakan pertunjukkan rutin yang merupakan hiburan yang menekankan nilai-nilai inti perusahaan.
  3. Perusahaan IBM. Adanya konsensus yang mengagumkan dalam menjalankan bisnis dan merupakan filosofi perusahaan berupa:
a. Penghargaan atas martabat dan hak setiap pribadi dalam perusahaan.
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di perusahaan maupun di dunia.
c. Melaksanakan semua tugas dengan cara yang lebih unggul.


2. Perusahaan Wal-Mart
Menekankan kesederhanaan, kerja keras, dan dedikasi pendiri terhadap kepuasan pelanggan, kewiraswastaan, dan perilaku yang baik terhadap karyawan.


3. Ciri-Ciri Organisasi Masa Depan
Akankah bentuk organisasi berubah di masa depan? Akankah kita memiliki susunan adhokrasi, birokrasi atau spekulasi (venture)? Kita yakin bahwa organisasi akan mengalami perubahan bentuk, namun secara keseluruhan pasti akan berciri sama. Tidak diragukan, organisasi akan cenderung memiliki model lebih adaptif atau hidup dibandingkan sebelumnya, namun akan memiliki ciri lain di antaranya :
  • Adhocracy (Adhokrasi), yang diadopsi untuk tujuan tertentu yang akan berhenti setelah tujuan tersebut tercapai, sehingga daur hidup organisasi akan lebih dipercepat.
  • Temporary (sementara), dimana susunan internal organisasi akan lebih temporer dan lebih aktif berfungsi sebagai kerangka yang mana bagian dan susunannya cepat berubah dan mudah disusun kembali.
Adhocracy berkaitan dengan organisasi tidak tetap (nonpermanent organization). Berasal dari konsep ad hoc committee (panitia khusus), yang bertugas menguji suatu isu dan memutuskan. laporan apa yang akan dibuat (contoh : keputusan mengerahkan kekuatan TNI). Meskipun konsepnya agak berbeda, namun secara keseluruhan, jenis organisasi ini bisa menjawab isu atau menyelesaikan tugas tersebut. Ini merupakan organisasi temporer yang strukturnya dibuat untuk menjawab isu tersebut. Tipe ini biasanya terdapat dalam sektor non bisnis. sebagai contoh, anggaplah suatu organisasi dibuat bersama untuk merencanakan membangun suatu pusat kegiatan masyarakat. Struktur organisasi tersebut akan tergambar dari berbagai titik perhatian dalam masyarakat tersebut, seperti buruh, pejabat, pengusaha dan akademisi, dan akan berlaku sampai pusat kegiatan tersebut menjadi kenyataan, sebelum ada ketentuan lain yang akan diberlakukan kemudian.

Hodge, Billy J, William P. Anthony, Organization Theory, 3rd Edition, Allyn and Bacon,
Inc. Massachusetts, USA, 1988, hal.372.