Didukung oleh para ahli dibidangnya, kami sanggup dan mampu memberi arahan dan bimbingan manajemen pengelolaan Sumber Daya Manusia dibidang pertanian, Sistem Manajemen pengelolaan keuangan, Membuat promgam unggulan dibidang pertanian terutama dalam melakukan dipersivikasi usaha tani, membuat pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia pertanian.

Visi Kami
Terciptanya iklim usaha tani sebagai suatu bisnis yang dapat diandalkan

Jumat, 09 Maret 2012

BUDAYA ORGANISASI DAN IMPLEMENTASINYA
1. Arti Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.

• Arti Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen

• Arti Kata Organisasi Secara Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama.

• Arti Kata Organisasi Secara Terminologis
Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.


• Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1998: 572) menyatakan :
… organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations. This system of shared meaning is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value. Lebih lanjut Robbins yang diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479) mengemukakan bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.

• Kreitner dan Kinicki (Moeljono, 2005: 12) mendefinisikan bahwa : “Budaya organisasi adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.

2. Pengertian Budaya Organisasi Kuat
Menurut S.P Robbin (1997) budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi.

Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Budaya Organisasi 
(1). Kebersamaan 
(2). Intensitas

Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat/Lemah
A. Ciri-Ciri Budaya Kuat :
  1. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
  2. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
  3. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
  4. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan
  5. Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
  6. Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.
Stephen. P. robbins mengemukakan ciri-ciri budaya kuat:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah menurut Deal dan Kennedy
  1. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
  2. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
  3. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Langkah-Langkah Kegiatan UntukMemperkuat Budaya Organisasi
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol

Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi
Unsur-unsur yang merupakan ciri khas budaya kuat:
1. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan
2. Penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan
3. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti

Implementasi Budaya Organisasi Kuat
  1. Perusahaan Tandem ComputerPerusahaan ini didirikan atas seperangkat keyakinan dan praktik manajemen yang tertata baik. Prestasi-prestasi yang konsisten dengan budaya diumumkan secara teratur pada papan buletin sebagai suatu kehebatan dan upacara-upacara seperti minum dan makan bersama pada tiap akhir pekan.
  2. Perusahaan Northwesthern Mutual. Mengadakan pertunjukkan rutin yang merupakan hiburan yang menekankan nilai-nilai inti perusahaan.
  3. Perusahaan IBM. Adanya konsensus yang mengagumkan dalam menjalankan bisnis dan merupakan filosofi perusahaan berupa:
a. Penghargaan atas martabat dan hak setiap pribadi dalam perusahaan.
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di perusahaan maupun di dunia.
c. Melaksanakan semua tugas dengan cara yang lebih unggul.


2. Perusahaan Wal-Mart
Menekankan kesederhanaan, kerja keras, dan dedikasi pendiri terhadap kepuasan pelanggan, kewiraswastaan, dan perilaku yang baik terhadap karyawan.


3. Ciri-Ciri Organisasi Masa Depan
Akankah bentuk organisasi berubah di masa depan? Akankah kita memiliki susunan adhokrasi, birokrasi atau spekulasi (venture)? Kita yakin bahwa organisasi akan mengalami perubahan bentuk, namun secara keseluruhan pasti akan berciri sama. Tidak diragukan, organisasi akan cenderung memiliki model lebih adaptif atau hidup dibandingkan sebelumnya, namun akan memiliki ciri lain di antaranya :
  • Adhocracy (Adhokrasi), yang diadopsi untuk tujuan tertentu yang akan berhenti setelah tujuan tersebut tercapai, sehingga daur hidup organisasi akan lebih dipercepat.
  • Temporary (sementara), dimana susunan internal organisasi akan lebih temporer dan lebih aktif berfungsi sebagai kerangka yang mana bagian dan susunannya cepat berubah dan mudah disusun kembali.
Adhocracy berkaitan dengan organisasi tidak tetap (nonpermanent organization). Berasal dari konsep ad hoc committee (panitia khusus), yang bertugas menguji suatu isu dan memutuskan. laporan apa yang akan dibuat (contoh : keputusan mengerahkan kekuatan TNI). Meskipun konsepnya agak berbeda, namun secara keseluruhan, jenis organisasi ini bisa menjawab isu atau menyelesaikan tugas tersebut. Ini merupakan organisasi temporer yang strukturnya dibuat untuk menjawab isu tersebut. Tipe ini biasanya terdapat dalam sektor non bisnis. sebagai contoh, anggaplah suatu organisasi dibuat bersama untuk merencanakan membangun suatu pusat kegiatan masyarakat. Struktur organisasi tersebut akan tergambar dari berbagai titik perhatian dalam masyarakat tersebut, seperti buruh, pejabat, pengusaha dan akademisi, dan akan berlaku sampai pusat kegiatan tersebut menjadi kenyataan, sebelum ada ketentuan lain yang akan diberlakukan kemudian.

Hodge, Billy J, William P. Anthony, Organization Theory, 3rd Edition, Allyn and Bacon,
Inc. Massachusetts, USA, 1988, hal.372.

Senin, 21 Maret 2011

Budidaya tanaman krisan di di Cibodas Kabupaten Cianjur Propinsi

Jawa Barat



Gambar ini  Tanaman Krisan lokasinya di di Cibodas kabupaten Cianjur. Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid, C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).

Krisan produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.

Manfaat Tanaman
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:

a) Bunga pot
Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).

b) Bunga potong
Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.

Sentra Penanaman
Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).

Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik di dataran medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 – 200 cm. Berdasarkan siklus hidupnya, krisan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardy perennial). Tanaman krisan yang dibudidayakan saat ini merupakan krisan modern hasil hibridisasi, seleksi dan rekayasa genetik yang telah dilakukan para pemulia krisan sejak lama, sehingga kebanyakan krisan modern ini bersifat poliploid dan secara genetik sangat heterogen.Perubahan-perubahan yang terjadi pada krisan modern ini terutama pada karakter ketahanan terhadap stress lingkungan, hama dan penyakit, atau kualitas bunga seperti warna, bentuk serta tipe bunga.
Di Indonesia, budidaya krisan umumnya dilakukan di dalam rumah lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung ini berfungsi untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman krisan yang optimal. Modifikasi lingkungan tumbuh pun dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang sesuai hingga memberikan iklim mikro yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dan mengurangi pengaruh negatif lingkungan seperti intensitas cahaya matahari yang tinggi, terpaan air hujan langsung dan amplitudo suhu harian yang tinggi serta serangan serangga hama dan patogen. Di dalam rumah lindung, tanaman krisan ditanam pada bedengan dengan jarak tanam tertentu.

 Gambar 2 Lokasi di Cibodas Cianjur kegiatan pemanenan Tanaman Krisan

Menurut International Chrysanthemum Society (2002), tanaman krisan tumbuh baik di tanah bertekstur liat berpasir, dengan kerapatan jenis 0,2 – 0,8 g/cm3 (berat kering), total porositas 50 – 75 %, kandungan air 50 – 70 %, kandungan udara dalam pori 10 – 20 %, kandungan garam terlarut 1 – 1,25 dS/m2 dan kisaran pH sekitar 5,5 – 6,5. Kondisi ini dapat dicapai dengan memodifikasi media tumbuh dalam bedengan. Putrasamedja dan Sutapraja (1989) mengemukakan bahwa media tumbuh berupa campuran tanah, humus bambu dan pupuk kandang (1:1:1) memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan tanaman dan diameter bunga yang maksimal dan seragam. Krisan berasal dari daerah subtropis, sehingga suhu yang terlalu tinggi merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman. Krisan dapat tumbuh pada kisaran suhu harian antara 17 sampai 30 oC. Pada fase vegetatif, kisaran suhu harian 22 sampai 28 oC pada siang hari dan tidak melebihi 26 oC pada malam hari dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal krisan (Khattak dan Pearson, 1997). Suhu harian ideal pada fase generatif adalah 16 sampai 18 oC (Wilkins et. al.,1990). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004) pada suhu di atas 25 oC, proses inisiasi bunga akan terhambat dan menyebabkan pembentukan bakal bunga juga terlambat. Suhu yang terlalu tinggi juga mengakibatkan bunga yang dihasilkan cenderung berwarna kusam, pucat dan memudar. Berdasarkan tanggap tanaman terhadap panjang hari, krisan tergolong tanaman berhari pendek fakultatif. Batas kritis panjang hari (Critical Daylenght-CDL) krisan sekitar 13,5 – 16 jam tergantung genotipe (Langton, 1987). Krisan akan tetap tumbuh vegetatif bila panjang hari yang diterimanya lebih dari batas kritisnya dan akan terinduksi untuk masuk ke fase generatif (inisiasi bunga) bilamana panjang hari yang diterimanya kurang dari batas kritisnya. 

Mendasarkan pada sifat sensitif krisan terhadap panjang hari, modifikasi lingkungan berupa penambahan cahaya dengan menggunakan lampu pada malam hari perlu dilakukan pada budidaya krisan potong, untuk memperoleh tinggi tanaman yang diharapkan (fase vegetatif) sebelum berbunga. Hubungan antara lama periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada krisan disajikan pada gambar1.
Gambar 1. Pengaruh periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman krisan (Maaswinkel dan Sulyo, 2004). Langton (1987) mengemukakan lebih lanjut bahwa kepekaan krisan terhadap panjang hari tidak tetap. Pengaruh panjang hari terhadap fisiologi pembungaan krisan sering kali berinteraksi dengan suhu harian. Pada kondisi hari panjang dengan suhu siang hari sekitar 22 oC dan 16 oC pada malam hari, penambahan tinggi tanaman dan pembentukan daun berjalan optimal. Induksi ke fase generatif akan terjadi bila suhu pada siang hari turun kurang dari 18 oC (Lint dan Heij,1987) dan suhu malam naik hingga lebih dari 25 oC (Wilkins et. al, 1990). 
Gambar 3 . Gambar Tanaman Krisan yang sedang berbunga 
Namun keadaan ini sangat jarang diketemukan pada dataran medium hingga tinggi di Indonesia. Selain suhu dan panjang hari, kualitas cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan. Jumlah reseptor cahaya/photoreseptor (phytochrome) merah (Pr) dan merah jauh (Pfr) pada daun pun turut berperan pada proses fisologis pembungaan tanaman krisan. Belum diketahui secara pasti mekanisme kerja photoreseptor ini pada perubahan fisologis tanaman. Beberapa ahli memperkirakan bahwa mekanisme kerja photoreseptor berhubungan dengan ritme circadian (circadian rythme) tanaman. Kedua bentuk photoreseptor (Pr dan Pfr) bisa berkonversi satu sama lain tergantung jenis sinar yang diterimanya. Bila tanaman menerima lebih banyak sinar merah, maka Pr akan terkonversi menjadi Pfr dan menyebabkan jumlah Pfr bertambah, begitu pula sebaliknya. Konversi Pr menjadi Pfr pun dapat terjadi bila tanaman berada pada fase gelap (De Jong, 1980). Dan bila jumlah Pfr lebih banyak dari Pr pada selang waktu tertentu, maka pertumbuhan apikal (apical dominace) akan terhenti dan tanaman terinduksi (evocation) ke fase generatif (Decoteau et. al., 1997). Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga krisan. Tanaman krisanmembutuhkan kelembaban 90 – 95% pada awal pertumbuhan untuk pembentukan akar. Sedangkan pada tanaman dewasa, pertumbuhan optimal dicapai pada kelembaban udara sekitar 70 – 85% (Mortensen, 2000). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004), evapotranspirasi pada pertanaman krisan pada saat matahari penuh (musim kemarau) dapat mencapai 5 – 7 liter/m2/hari. Evapotranspirasi maksimum ini tercatat pada saat tanaman mencapai tinggi sekitar 25 cm pada bedengan.

Sumber : www.wuryan.wordpress.com/2008/04/27/budidaya-krisan-bunga-potong-syarat-tumbuh /Budiarto, K.,Y. Sulyo, Ruud Maaswinkel dan S. Wuryaningsih. 2006. Budidaya krisan bunga ppotong: Prosedur sistem produksi.Jakarta. Puslitbanghorti. 60 hal. ISBN : 979-8842-20-0,
www.emirgarden.com/budidaya-krisan-bagian-i.html


THURSDAY, FEBRUARY 10, 2011

Pengertian proyek

Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat  direncanakan dan dilaksanakan dalam satu kbentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk  mendapatkan benefit. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru seperti pembangunan pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendusngan, perkebunan, pembukaan hutan, pendirian gedung-gedung sekolah atau rumah sakit, survei atau penelitian.
Kegiatan yang dapat direncanakan
  1. baik biaya maupuan hasil-hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau diperkirakan, 
  2. kegiatan-kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan sumber-sumber yang terbatas dapat diperoleh benefit yang sebesar mungkin
Tahap-tahap siklus proyek

Dalam bagian siklus proyek di bawah ini, dapat dilihat bahwa siklus suatu proyek dimulai adanya suatu gagasan pegusulan yang umumnya bersumber dari :
  • para peminpin masyarakat setempat
  • para tenaga teknis
  • para perintis pembangunan, seperti bank pembangunan
  • usulan program-program yang telah ada
Terhadap gagasan proyek yang munsul tersebut, perlu ditekan terlebih dulu apa yang menjadi motivasinya. Motivasi gagasan pengusulan proyek biasanya dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :
  • gagasan yang motivasinya untuk mendapatkan keutungan dan suatu investasi bagi si investor
  • gagasan yang motivasinya untuk memanfaat atau keguanaan bagi mayarakat banyak seperti tersedianya lapangan kerja, perbaikan kesehatan, dan peningkatan kecerdasan.
  1. Tahap pertama : Indetifikasi
  2. Tahap kedua : Formulasi
  3. Tahap ketiga : Analisis
  4. Tahap Keempat : Implementasi
  5. Tahap Kelima : Operasi
  6. Tahap Keenam : Evalusi Hasil
Sumber : Pengantar Evaluasi Proyek karangan  Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Pustaka Utama, Jakarta, 2002 ditulis Alinudin Hukubun, SP profesi Konsultan Pertanian


TUESDAY, JANUARY 18, 2011

Perusahaan saya menerima

Perusahaan saya menerima
1. Pelatihan pupuk organik padat dan cair
2. pelatihan pestisida nabati
3. Konsultasi pertanian organik
4. pelatihaam kewirausahaan
5. Pelatihan pemanfaatan pekarangan

kalau anda berminat hub
alinudin hukubun, SP
Perumanas Rancaekek Kencana Jl sedap Malam 1 no 14 Blok 9
kirim email alinudin@yahoo.com web alialampersada.blogspot.com
telp 081321731842

SATURDAY, OCTOBER 30, 2010

Rencana Program Kerja CV Ali Alam Persada

A. Rencana Program Kerja CV Ali Alam Persada

Program kerja yang direncanakan dan dilaksanakan oleh CV Ali Alam Persada Kabupaten Bandung mencakup tiga kategori program, yaitu program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program-program yang telah disusun dan akan dilaksanakan oleh CV Ali Alam Persada pada Periode 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :

1. Program Kerja Jangka Pendek Periode Tahun 2008
Ø  Penyusunan Program kerja
Ø  Penyusunan RAB
Ø  Penyusunan Profosal
Ø  Penyusnan perizinan
Ø  Produksi pupuk organik cair
Ø  Produksi pupuk organik padat
Ø  Penyunan strategi pemasaran
Ø  Mendirikan konsultan pertanin
Ø  Melengkapi peralatan kantor
Ø  Membuat label

2. Program Jangka Menengah periode 2008 - 2010
Ø  Produksi pupuk organik cair (punik)
Ø  Produksi pupuk organik padat
Ø  Memperluas pemasaran pupuk organik cair
Ø  Mempersentasekan pupuk organik cair
Ø  Membuat outlet tanaman hias
Ø  Pembuatan demplot
Ø  Mendirikan Kantor
Ø  Konsultan Pertanian

3. Program  Kerja Jangka Panjang 2008 – 2013
Ø  Membeli rumah untuk kantor
Ø  Membeli tanah untuk penelitian
Ø  Memasarkan pupuk organik cair keseluruh jawa Barat
Ø  Membuat jaringan pemasaran dengan bentuk kemitraan
Ø  Mendiikan pabrik pupuk organik

 B. Tujuan Program

            Tujuan yang diharapkan melalui program kerja CV Ali Alam Persada Adalah :
1.      Meningkatkan hasil pertanian yang berwawasan lingkungan
2.      Meringankan kebutuhan pupuk para petani
3.      Meningkatkan pembangunan pertanian berwawasan lingkungan
4.      Mensejahterakan para petani pada khususnya dan umumnya bagi masyarakat
5.      Membantu dalam proyek-proyek pemerintah khusunya dalam bidang pertanian

C. Hasil Yang Diharapkan
            Hasil yang diharapkan dari program-program CV Ali Alam Persada adalah :
  1. Perusahaan harus mampu memahami dan mengenali masalah-masalah soasil ekonomi yang dihadapinya , memahami dan mengenali potensi dan kekuatan yang dimilikinya, memahami dan mengenali lingkungannya yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi, serta mampu merumuskan apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
  2. Menjalin kerjasama dengan petani, koperasi, pengusaha dan pemerintah
  3. Mengurangi ketergantungan petani bahan kimia dan beralih memakai pupuk organik

D. Ruang Lingkup Program Kerja
            Ruang lingkup Program kerja CV Ali Alam Persada adalah
  1. Memproduksi Pupuk organik cair (punik)
  2. Memproduksi pupuk organik padat
  3. Konsultan pertanian
Ø  Menerima Konsultasi pertanian
Ø  Proyek
Ø  Analisa keuangan
Ø  Jurnal
       4 . Menjual tanaman hias
       5.  Pelaku Usaha pertanian
       6.  Menyusun rencana kerja pelaksanaan program
       7.  Monitoring dan evaluasi
       8.  Pelaporan
E. Sasaran Program Kerja
            Sasaran dari program-program yang akan dilaksanakan oleh CV Ali Alam Persada meliputi pihak-pihak yang terkait langsung dengan proses produksi, distibusi dan konsumsi pertanian.

Produsen usaha pertanian, meliputi
a. Petani
Ø  Petani Sayuran
Ø  Petani Buah-buahan
Ø  Petani Tanaman Hias
Ø  Petani Perkebunan
Ø  Petani tanaman pangan
Ø  Petani Obat - obatan
              b. Pengusaha
Ø  Sayuran
Ø  Buah – buahan
Ø  Tanaman Hias
Ø  Perkebunan
Ø  Tanaman Pangan
Ø  Obat-obatan
c.       Asosiasi bidang pertanian
d.      Kelompok tani
e.       Organisasi pertanian
f.       Toko pertanian
g.      Disributor pupuk
h.      Pemerintah (kabupaten, propinsi dan pusat)

FRIDAY, OCTOBER 29, 2010

SATURDAY, JULY 10, 2010

Jual Macam Macam Sayuran Sehat

Menjual macam-macam sayuran sehat Bebas Pestisida kalau anda berminat bisa menghubungi Alinudin Hukubun, SP Perumans rancaekek Jl Sedap Malam 1 No 14 Blok 9 Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Telp.(022) 87700794 HP 081214751021 Harga berubah-ubah email alinudin@yahoo.com

Dengan memakan sayuran sehat kita terhindar dari bahaya pestisida yg akan mengakibatkan keracunan bagi tubuh kita, karena sebagian besar sayuran sudah tercemar dengan namanya pestisda

FRIDAY, JULY 2, 2010

Daftar Harga Bokashi dengan menggunakan EM -4

kembali ke hal. depan.....

APAKAH EM-4 ?

EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang meng- untungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi. EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan.EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan.

Keuntungan Dari Manfaat EM-4  


  • Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

  • Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.

  • Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.

  • Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan Kompos. kompos yang dibuat dengan teknologi EM disebut denganBOKASHI.

  • Memperbaiki komposisi dan jumlah mikroorganisme pada perut ternak sehingga pertumbuhan dan produksi ternak meningkat.

Apa itu Bokashi (Kompos Organik)
Kompos (menurut Wikipedia Indonesia) berarti hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik Pengomposan (menurutWikipedia Indonesia) berarti proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Pergertian Bokashi

Bokashi adalah pupuk organik yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, jerami yang dicampur dengan menggunakan teknologi EM - 4 (efektif mikroorganisme)

Jenis-Jenis Bokashi
  1. Bokashi Jerami
  2. Bokashi Sampah
  3. Bokashi Pupuk Kandang
  4. Bokashi Dedak


Program Konsultasi Pembuatan Pupuk Padat Bokashi

Daftar harga Bokashi dan EM - 4




NoNama PupukHarga (Rp/Kg)    Keterangan
1Bokashi Kambing1000Padat
2Bokashi Sapi800Padat
3Bokashi Ayam1000Padat
4EM 420000Cair

Sumber diambil dari : www.Songgolangit.20m.com disusun oleh Alinudin Hukubun, SP

FRIDAY, JUNE 18, 2010

Budidaya tanaman krisan di di Cibodas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8
varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan     modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:


a) Krisan lokal (krisan kuno)
Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
Gambar ini  Tanaman Krisan lokasinya di di Cibodas kabupaten Cianjur
b) Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida)
Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah
C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid, C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).
c) Krisan produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Manfaat Tanaman
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
a) Bunga pot
Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
b) Bunga potong
Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.

Sentra Penanaman
Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).


Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik di dataran medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 – 200 cm. Berdasarkan siklus hidupnya, krisan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardy perennial). Tanaman krisan yang dibudidayakan saat ini merupakan krisan modern hasil hibridisasi, seleksi dan rekayasa genetik yang telah dilakukan para pemulia krisan sejak lama, sehingga kebanyakan krisan modern ini bersifat poliploid dan secara genetik sangat heterogen.Perubahan-perubahan yang terjadi pada krisan modern ini terutama pada karakter ketahanan terhadap stress lingkungan, hama dan penyakit, atau kualitas bunga seperti warna, bentuk serta tipe bunga.
Di Indonesia, budidaya krisan umumnya dilakukan di dalam rumah lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung ini berfungsi untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman krisan yang optimal. Modifikasi lingkungan tumbuh pun dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang sesuai hingga memberikan iklim mikro yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dan mengurangi pengaruh negatif lingkungan seperti intensitas cahaya matahari yang tinggi, terpaan air hujan langsung dan amplitudo suhu harian yang tinggi serta serangan serangga hama dan patogen. Di dalam rumah lindung, tanaman krisan ditanam pada bedengan dengan jarak tanam tertentu.
 Gambar 2 Lokasi di Cibodas Cianjur kegiatan pemanenan Tanaman Krisan
Menurut International Chrysanthemum Society (2002), tanaman krisan tumbuh baik di tanah bertekstur liat berpasir, dengan kerapatan jenis 0,2 – 0,8 g/cm3 (berat kering), total porositas 50 – 75 %, kandungan air 50 – 70 %, kandungan udara dalam pori 10 – 20 %, kandungan garam terlarut 1 – 1,25 dS/m2 dan kisaran pH sekitar 5,5 – 6,5. Kondisi ini dapat dicapai dengan memodifikasi media tumbuh dalam bedengan. Putrasamedja dan Sutapraja (1989) mengemukakan bahwa media tumbuh berupa campuran tanah, humus bambu dan pupuk kandang (1:1:1) memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan tanaman dan diameter bunga yang maksimal dan seragam. Krisan berasal dari daerah subtropis, sehingga suhu yang terlalu tinggi merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman. Krisan dapat tumbuh pada kisaran suhu harian antara 17 sampai 30 oC. Pada fase vegetatif, kisaran suhu harian 22 sampai 28 oC pada siang hari dan tidak melebihi 26 oC pada malam hari dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal krisan (Khattak dan Pearson, 1997). Suhu harian ideal pada fase generatif adalah 16 sampai 18 oC (Wilkins et. al.,1990). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004) pada suhu di atas 25 oC, proses inisiasi bunga akan terhambat dan menyebabkan pembentukan bakal bunga juga terlambat. Suhu yang terlalu tinggi juga mengakibatkan bunga yang dihasilkan cenderung berwarna kusam, pucat dan memudar. Berdasarkan tanggap tanaman terhadap panjang hari, krisan tergolong tanaman berhari pendek fakultatif. Batas kritis panjang hari (Critical Daylenght-CDL) krisan sekitar 13,5 – 16 jam tergantung genotipe (Langton, 1987). Krisan akan tetap tumbuh vegetatif bila panjang hari yang diterimanya lebih dari batas kritisnya dan akan terinduksi untuk masuk ke fase generatif (inisiasi bunga) bilamana panjang hari yang diterimanya kurang dari batas kritisnya. 
Mendasarkan pada sifat sensitif krisan terhadap panjang hari, modifikasi lingkungan berupa penambahan cahaya dengan menggunakan lampu pada malam hari perlu dilakukan pada budidaya krisan potong, untuk memperoleh tinggi tanaman yang diharapkan (fase vegetatif) sebelum berbunga. Hubungan antara lama periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada krisan disajikan pada gambar1.
Gambar 1. Pengaruh periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman krisan (Maaswinkel dan Sulyo, 2004). Langton (1987) mengemukakan lebih lanjut bahwa kepekaan krisan terhadap panjang hari tidak tetap. Pengaruh panjang hari terhadap fisiologi pembungaan krisan sering kali berinteraksi dengan suhu harian. Pada kondisi hari panjang dengan suhu siang hari sekitar 22 oC dan 16 oC pada malam hari, penambahan tinggi tanaman dan pembentukan daun berjalan optimal. Induksi ke fase generatif akan terjadi bila suhu pada siang hari turun kurang dari 18 oC (Lint dan Heij,1987) dan suhu malam naik hingga lebih dari 25 oC (Wilkins et. al, 1990). 
Gambar 3 . Gambar Tanaman Krisan yang sedang berbunga 
Namun keadaan ini sangat jarang diketemukan pada dataran medium hingga tinggi di Indonesia. Selain suhu dan panjang hari, kualitas cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan. Jumlah reseptor cahaya/photoreseptor (phytochrome) merah (Pr) dan merah jauh (Pfr) pada daun pun turut berperan pada proses fisologis pembungaan tanaman krisan. Belum diketahui secara pasti mekanisme kerja photoreseptor ini pada perubahan fisologis tanaman. Beberapa ahli memperkirakan bahwa mekanisme kerja photoreseptor berhubungan dengan ritme circadian (circadian rythme) tanaman. Kedua bentuk photoreseptor (Pr dan Pfr) bisa berkonversi satu sama lain tergantung jenis sinar yang diterimanya. Bila tanaman menerima lebih banyak sinar merah, maka Pr akan terkonversi menjadi Pfr dan menyebabkan jumlah Pfr bertambah, begitu pula sebaliknya. Konversi Pr menjadi Pfr pun dapat terjadi bila tanaman berada pada fase gelap (De Jong, 1980). Dan bila jumlah Pfr lebih banyak dari Pr pada selang waktu tertentu, maka pertumbuhan apikal (apical dominace) akan terhenti dan tanaman terinduksi (evocation) ke fase generatif (Decoteau et. al., 1997). Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga krisan. Tanaman krisanmembutuhkan kelembaban 90 – 95% pada awal pertumbuhan untuk pembentukan akar. Sedangkan pada tanaman dewasa, pertumbuhan optimal dicapai pada kelembaban udara sekitar 70 – 85% (Mortensen, 2000). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004), evapotranspirasi pada pertanaman krisan pada saat matahari penuh (musim kemarau) dapat mencapai 5 – 7 liter/m2/hari. Evapotranspirasi maksimum ini tercatat pada saat tanaman mencapai tinggi sekitar 25 cm pada bedengan.

Sumber : www.wuryan.wordpress.com/2008/04/27/budidaya-krisan-bunga-potong-syarat-tumbuh /Budiarto, K.,Y. Sulyo, Ruud Maaswinkel dan S. Wuryaningsih. 2006. Budidaya krisan bunga ppotong: Prosedur sistem produksi.Jakarta. Puslitbanghorti. 60 hal. ISBN : 979-8842-20-0,
www.emirgarden.com/budidaya-krisan-bagian-i.html